Sokong Distribusi Ilmu, Gelap Terang Hadirkan Lapak Baca

0
Suasana pengunjung yang sedang fokus membaca. (Foto: Miranda/IP)

Malang, IP – Minggu (5/11/2023) kala itu, susunan rapi buku-buku di Taman Merjosari Kota Malang menemani waktu sore gerombolan anak kecil dan anak muda. Sejak pukul 15.30 WIB, mereka terlihat sedang fokus pada lembaran-lembaran yang dipegangnya.

Ruang terbuka seperti taman memang menjadi pilihan yang pas untuk menarik perhatian banyak orang. Selain ambience-nya yang tenang, embusan angin sepoi-sepoi di taman turut menambah kefokusan dalam membaca.

Tak hanya bersantai, mereka yang berkunjung ke Taman Merjosari bisa menelusuri cakrawala dunia melalui buku-buku yang disediakan oleh Komunitas Gelap Terang. Kegiatan semacam ini, Gelap Terang salurkan lewat program Lapak Baca.

Buku-buku yang ditawarkan oleh komunitas itu pun sangat beragam, mulai dari buku sosial, lingkungan, novel, sampai buku anak-anak. Buku-buku ini pula yang rupanya makin menumbuhkan semangat dalam diri pembaca.

Alfaizi salah satu anggota Komunitas Gelap Terang menuturkan bahwa kegiatan Lapak Baca merupakan kegiatan rutin setiap Minggu. Hal ini terus dilakukan sejak tahun 2022 lalu. Menurutnya, membaca di tempat terbuka seperti ini adalah solusi lain dalam pendistribusian ilmu.

Baca juga:

Strategi WALHI Jaga Lingkungan Hidup

LKSA Harapan Ummat Beri Layanan Sekolah Gratis untuk Anak-anak

Dewanda Sinden Muda: Sudah Menjadi Keharusan Meneruskan Budaya

“Distribusi ilmu kok di ruang-ruang sempit saja, kenapa toh anak-anak tidak bisa belajar mewarnai atau menggambar atau membaca buku dinosaurus (di luar), jadi distribusi ilmu kita adalah ingin keluar dari gedung kampus,” tutur pemuda yang akrab dipanggil I’i ini.

Satu hal yang menarik, Komunitas Gelap Terang tidak hanya menyediakan buku-buku sebagai bahan bacaan saja, tetapi juga memberikan fasilitas menggambar dan mewarnai khusus bagi anak-anak. Hal ini bermula dari banyaknya masukan dari orang tua yang sering kali lewat di depan lapak.

“Karena kami diprotes sama ibu-ibu dan bapak-bapak di sini, katanya buku-buku kita terlalu berat, akhirnya kita mengadakan lapak mewarnai dan buku anak-anak,” ucapnya.

Dari upaya itu, pembaca yang datang bisa berasal dari berbagai kalangan usia. Meski pada akhirnya, mayoritas pembaca yang datang adalah mereka di kisaran umur 19-23 tahun dan juga anak-anak.

Alfaizi lantas meneruskan bahwa komunitasnya tak jarang juga melakukan diskusi kecil-kecilan. Namun, kondisi ini tergantung hanya apabila ada yang mau mengisi saja  Baca konten selengkapnya di Tabloid Inspirasi Pendidikan Edisi 111

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News