Menjadi Guru Penggerak

0
Moh Syaiful Hafid, S.P.d., M.H, Pengajar Praktik Program Guru Penggerak & Koordinator Gerakan Literasi Sekolah (Gelis) Merdeka SMA Negeri 1 Kota Malang

Program pendidikan guru penggerak merupakan upaya untuk menghadirkan kepe­mimpinan bagi guru untuk menjadi seorang pemim­pin dalam pembelajaran, maka guru harus mampu menciptakan pembelajaran berdeferensiasi, mampu menciptakan komunitas praktisi, serta mampu melatih kompetensi sosio emosional peserta didik sehingga tercapai keseimbangan antara kompetensi akademik dan sosio emosional yang dapat mengantarkan para murid menjadi individu-individu yang selamat dan Bahagia.

Guru harus mampu menuntun para murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman, menuntun tumbuh kembang murid sesuai dengan kodrat yang ada pada murid, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat murid, namun kita juga tidak boleh melupakan kodrat zaman dalam perkembangan kodrat alam murid. Maka seorang anak diharapkan mampu tumbuh dengan baik di jaman ini namun tak boleh tercabut dari akar dimana murid ini berasal.

Guru sebagai penuntun harus mampu menuntun laku dan pertumbuhan kodrat murid, Ki Hajar Dewantara mengibaratkan bahwa guru ibarat seorang petani, dimana petani hanya mampu menuntun tumbuhnya benih (jagung) yang ia tanam, ia hanya bisa memperbaiki kondisi tanahnya, memelihara jagung yang ia tanam, memberi pupuk, menyirami, membasmi hama yang mengganggu tumbuh kembang jagung tersebut.

Baca Juga : Pisah Sambut Kepala Sekolah, Guru SMPN 2 Pagak Berharap Animo Lulusan SD Meningkat

Petani tak mampu memaksa benih jangung tersebut untuk tumbuh menjadi tanaman padi.
Begitu juga dengan guru, guru hanya mampu menuntu, merawat tumbuh kembangnya anak sesuai dengan kodratnya, guru harus bisa memberi stimulus/perangsang yang baik untuk murid hingga menuntun murid bisa memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh setiap murid.

Selain itu yang menjadi perhatian adalah budi pekerti, budi pekerti merupakan perpaduan yang harmonis antara pikiran, perasaan, dan kehendak/kemauan sehingga melahirkan sema­ngat/kemauan, ini menjadi bagian penting dalam penyelenggaraan Pendidikan, budi pekerti menjadi modal utama agar menjadi Bahagia dan berperikemanusiaan, budi pekerti juga sebagai kunci mencapai keselarasan dan keseimbangan hidup (harmoni).

Pendidikan harus berpusat pada murid, pernyataan ini menganduk makna bahwa pendidik harus mementingkan murid dari pada dirinya, pendidik harus ikhlas dan niat yang tulus atas segala usaha yang sudah dilakukan dan diupayakan.

Baca Juga : Dorong Perkembangan Pendidikan dan Literasi, Inspirasi Pendidikan Gandeng Guru Penggerak

Tidak lagi ada istilah guru puas murid lemas, guru puas dengan memberikan tugas-tugas sesuai dengan keinginan tanpa memperhatikan aspek dan kebutuhan yang dimiliki dan diharapkan oleh siswa dalam pembelajaran, murid lemas dengan setumpuk tugas pada setiap mata pelajaran dengan berbagai macam model.

Harapan dan beberapa problematika diatas sedikit demi sedikit mulai terurai melalui program Pendidikan Guru Penggerak, pada program ter-sebut setiap guru yang lolos dalam seleksi maka akan mendapatkan pelatihan dalam bentuk daring, lokakarya, konferensi, dan pen-dampingan.

Selain itu materi yang suguhkan selama pelatihan antara lain:
1) Paradigma dan visi guru penggerak;
2) Praktik pembelajaran berpihak pada murid;
3) Pemimpin pembelajaran dalam pengembangan sekolah; serta
4) Selebrasi, refleksi, kolabo­rasi, dan aksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News