Melalui Media Pandawa Lima, SMP 2 YPK Jatim Kampanyekan Stop Bullying

0
Stop bullying dengan media pewayangan Pandawa Lima. (Foto: Wahyu Setiawan/IP).

Malang, IP – Belakangan ini marak terjadi tindak bullying atau perundungan di lingkungan lembaga pendidikan. KPAI menyatakan pada tahun 2022 terdapat 226 kasus kekerasan fisik, psikis termasuk perundungan.

Padahal banyak dampak negatif dari tindakan semacam ini. Terutama bagi para korban yang sering kali mengalami cedera fisik, trauma secara mental, dan tak jarang pula yang harus meregang nyawa. Pada gilirannya, dapat menjadi salah satu faktor penghambat belajar dan perkembangan siswa.

Guna menangkal tindakan bullying tersebut, SMP 2 YPK Malang melakukan cara menarik dalam mengampanyekan “Stop Bullying”. Dimana saat pembelajaran PPKn, siswa-siswi kelas VIII melakukan kampanye menggunakan media pewayangan Pandawa Lima, Selasa (6/9/2022).

Kegiatan diawali dengan siswa berliterasi mengenai arti bullying, jenis, dampak, serta upaya pencegahan baik oleh keluarga, oleh, satuan pendidikan dan oleh masyarakat. Kemudian dilanjutkan dengan mengenalkan karakter tokoh pandawa lima.

Baca Juga:

Gelar Pisah Kenang dan Pensi, SMP 4 YPK Malang Bingkai Persatuan dalam Perbedaan

SMP 2 YPK Malang Gelar Drama Pembentukan Pancasila

Beri Praktik Kewirausahaan, SMP 4 YPK Jatim Undang Mbakyu Kota Malang

Membumikan Pancasila dengan Panca Main

Syukuri Kemerdekaan RI, Sekolah Kenalkan Tradisi Barikan Kepada Siswa

Menurut AMZ Supardono Guru PPKn SMP 2 YPK Malang banyak sekali karakter pewayangan yang bisa siswa jadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari, tapi tentunya yang berkarakter baik. Salah satunya tokoh Pandawa Lima.

Pandawa lima adalah sebutan lima bersaudara, putra dari Pandu Dewanata yakni Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa.

Karakter Teladan Dadi Masing-masing Tokoh Pandawa Lima

Salah satu siswa kenalkan karakter Sadewa untuk menghindari tindak bullying. (Foto: Wahyu Setiawan/IP).

Yudistira dengan nama kecilnya Puntadewa, memili sifat sangat bijaksana, tidak memiliki musuh, hampir tak pernah berdusta seumur hidupnya. Memiliki moral yang sangat tinggi, suka memaafkan serta suka mengampuni musuh yang sudah menyerah.

“Sifat lainnya yang menonjol adalah adil, sabar, jujur, taat terhadap ajaran agama, penuh percaya diri, dan berani berspekulasi,” kata Dono.

Bima dengan nama kecilnya Sena, memiliki sifat dan perwatakan yang gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh dan jujur. Ia juga memiliki sifat kasar dan menakutkan bagi musuh.

“Walaupun sebenarnya hatinya lembut, setia pada satu sikap, tidak suka berbasa-basi dan tak pernah bersikap mendua serta tidak pernah menjilat ludahnya sendiri,” papar Dono.

Arjuna dengan nama kecilnya Permadi memiliki sifat perwatakan yang cerdik, pandai, pendiam, lemah lembut budinya, teliti, sopan-santun, berani dan suka melindungi yang lemah.

Nakula dengan nama kecilnya Pinten, memiliki perwatakan jujur, setia, taat pada orang tua dan tahu membalas budi serta dapat menjaga rahasia.

Sedangkan Sadewa dengan nama kecilnya Tangsen. Memiliki sifat yang sangat rajin dan bijaksana. Ia juga memiliki perwatakan jujur, setia, taat pada orang tua dan tahu membalas budi serta dapat menjaga rahasia.

Berharap Pelaksanaan Kurikulum Sekolah Berperan Cegah Bullying

Masing-masing siswa kompak secara bergantian jelaskan karakter pewayangan untuk cegah bullying. (Foto: Wahyu Setiawan/IP).

Sementara itu, menurut Deasy Andayanti, SSi Kepala SMP 2 YPK Jatim Malang berharap pelaksanaan kurikulum di sekolah dapat berperan untuk mencegah atau menyelesaikan masalah bullying.

Salah satunya dengan meningkatkan pemahaman siswa akan budi pekerti yang baik. Caranya dengan menyisipkan pendidikan budi pekerti di setiap mata pelajaran yang berkaitan, seperti mata pelajaran agama dan kewarganegaraan.

“Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran sejak dini akan perlunya menghindari bullying dan mengajak para siswa untuk berani menyuarakan stop bullying di sekolah dan lingkungan tempat tinggalnya,” ujar Deasy.

Ia juga berharap, siswa dapat mempunyai karakter yang cepat mengenali situasi dan bisa mengindikasi terjadinya tindakan bullying dalam pergaulan. Baik di lingkungan sekolah maupun luar sekolah Baca berita selengkapnya di Tabloid Inspirasi Pendidikan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News