Sejarah mengandung tiga dimensi, masa lalu adalah cermin masa kini dan masa kini sebagai bahan memprediksi masa yang akan datang. Jangan pernah kita lupakan sejarah.
Para pahlawan dan pejuang yang tidak kita ragukan kualitas, kapasitas, integritas dan loyalitasnya dalam mewujudkan kemerdekaan yang telah diwariskan terhadap generasi masa kini dan yang akan datang harus kita sikapi secara integral guna mempertahankan esensi kemerdekaan itu sendiri dan selanjutnya adalah mengisinya.
Kemerdekaan itu harus kita isi dengan kekuatan, kemandirian dan sikap kenegarawanan dari semua elemen bangsa ini, baik itu mandiri secara ideologi, secara ekonomi, pendidikan, pangan dan semua sektor yang menjadi kebutuhan bangsa ini yang dengan sadar bahwa semua itu tidak lepas dari persaingan-persaingan secara global.
Bicara tentang pangan, sudah saatnya mengatakan petani kita pintar dan hebat sudah terbiasa memunculkan ide, pendapat dan diteruskan dengan melaksanakan bercocok tanam dan hasilnya memuaskan.
Baca Juga : Mengenal Sosok Pengawal Pangeran Diponegoro yang Dimakamkan di Pesarean Gunung Kawi
Hanya yang sering terjadi petani kita menang di pendapat tetapi kalah di pendapatan karena di saat bersamaan membanjir produk impor dengan barang yang sama ketika petani panen raya di berbagai macam komoditi sehingga harga jatuh dan petani merugi, tidak heran lahan petani dijual dibelikan sepeda motor untuk mengojek dan seterusnya sehingga dalam waktu cepat lahan petani telah berubah fungsi.
Jika dulu ada istilah intensifikasi pertanian itu semua telah dipahami oleh petani tetapi bukan berarti kini telah melupakan pemahaman itu, apabila hal-hal semacam ini berlanjut tiada henti maka kondisi masa yang akan datang belum tentu menghadapi permasalahan yang sama seperti masa kini.
Bukan tidak mungkin jika suatu ketika nanti ada situasi lebih parah dari pandemi ini maka Indonesia kalau bicara tentang pangan tinggallah gigit jari. Mungkin salah satu solusinya adalah kita semua harus mencintai tanah air dengan cara memakai dan mengkonsumsi produksi dalam negeri, jika kita kesengsem dengan barang-barang produk luar negeri yang kelihatan baik dan murah maka industri dan produksi dalam negeri akan terhenti, berakibat tertutupnya lapangan kerja maka banyak pengangguran dan anaknya tidak bisa makan.
Baca Juga : Pembelajaran Masa Pandemi Ala SMP Negeri 1 Turen
Tugas generasi masa kini dan masa depan harus mempertahankan semuanya dengan menjaga dan meningkatkan imunitas diri bangsa, tidak mudah terjebak dalam segala hal yang mengatas namakan alih generasi sehingga menjadikan lupa diri dengan jargon perubahan, semua harus berubah yang tidak berubah adalah perubahan itu sendiri.
Hal ini memang perlu direnungi untuk adopsi, inovasi tetapi harus tetap merujuk kepada filter abadi yang telah terbukti, teruji dan disepakati yakni Pancasila sebagai ideologi.
Situasi terkini bangsa kita dihadapkan permasalahan pandemi yang memastikan kita ditunjukkan pada reposisi pembelajaran dan keilmiahan untuk seberapa kuat dan seberapa cepat guna mendapatkan apa yang dibutuhkan seluruh warga bangsa ini yakni vaksinasi.
Reorganisai peradaban, budaya, tata kehidupan sehari-hari telah membuat pusing seluruh warga dalam berdedikasi dan beredukasi dalam pangkuan ibu pertiwi yang jika masalah pandemi ini tidak cepat teratasi bukan tidak mungkin timbul the potential loss bahkan generation loss, Baca berita selengkapnya di Tabloid Inspirasi Pendidikan