Berbagi Asa dan Karya, Griya Baca Perjuangkan Pendidikan Anak Jalanan

0
Ceria, anak-anak dan pengurus Griya Baca berhasil menularkan berbagai kreatifitas. (Foto: Wahyu Setiawan/IP).

Malang, IP – Munculnya anak jalanan sebagai salah satu dampak industrialisasi perlu penanganan serius. Sebagaimana anak-anak pada umumnya, mereka juga perlu mendapat perhatian dari seluruh elemen masyarakat.

Apalagi, mayoritas anak jalanan sering kali tidak pernah mengenyam pendidikan formal di bangku sekolah. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu dengan mengamen, bahkan mengemis.

Baca Juga: 

Earth Hour Bentuk Kepedulian Masyarakat Terhadap Perubahan Iklim

Tunjang Literasi Anak Tuli, Sahabat Pipi Merah dan Tuli Mendongeng Bagi Buku

Taman Baca Teras Literasi, Berliterasi Sambil Berkegiatan

Kondisi tersebut menstimulus lahirnya Griya Baca pada tahun 2005 untuk berbagi asa dan karya. Griya Baca merupakan Lembaga Pemberdayaan Anak Negeri (LPAN) di Kota Malang yang memusatkan perhatian pada bidang pendidikan.

Selama ini, Griya Baca rutin mengadakan kegiatan di Alun-alun Kota Malang tiap hari Minggu pagi. Menurut Tri Wijayanti Ketua Umum LPAN Griya Baca, pemilihan Alun-alun Kota Malang sebagai salah satu pusat kegiatan karena waktu itu kondisi alun-alun tidak seperti sekarang.

“Tahun 2005 kondisi alun-alun kumuh banget, kita tahu berbagai macam aktivitas dari negatif sampai positif itu ada di alun-alun,” ucap wanita yang juga inisiator pembentuk LPAN Griya Baca ini.

Ketika itu ia pun melihat, banyak anak-anak yang turut membantu orang tuanya mencari nafkah dengan berjualan. Sayang, saat menunggu dagangan kebanyakan dari mereka “menganggur”. Dalam artian tidak melakukan aktivitas positif sebagaimana anak-anak seumurannya.

Hal itu lantas menggerakkan Tri untuk memberi satu kegiatan berupa memberi bahan bacaan dan mengembangkan minat bakat anak-anak jalanan tersebut. Dengan bekal pengetahuan dan bakat minat yang diberikan, mereka diharapkan mampu mendapatkan penghasilan tambahan

Anak Jalanan Bukan Mereka yang Mengamen dan Mengemis

Bertempat di Alun-alun Kota Malang LPAN Griya Baca mengembangkan bakat dan minat anak-anak. (Foto: Wahyu Setiawan/IP).

Tri menilai, anak-anak jalanan bukan hanya mereka yang mengamen atau mengemis. Akan tetapi, mereka yang pada dasarnya sudah keluar rumah dan membantu orang tuanya bekerja di jalan.

Anak-anak jalanan juga cenderung mendapat stigma negatif oleh masyarakat. Dengan hadirnya LPAN Griya Baca, pihaknya ingin mengubah stigma itu. Terbukti, banyak anak-anak jalanan yang didampingi oleh Griya Baca dapat menempuh pendidikan formal.

“Banyak anak-anak itu sudah kita sekolahkan, jadi mereka tidak lagi hidup di jalanan. Dari sana mulai tahun 2013 stigma anak jalanan ibu rubah, sehingga dulu kita namanya LPAJ (Lembaga Pemberdayaan Anak Jalanan), kalau sekarang, mulai 2013 namanya menjadi LPAN,” tegas Tri.

Meski awalnya kepengurusan dibantu oleh mahasiswa, namun sejak perombakan nama dari LPAJ menjadi LPAN pihaknya mulai fokus mengaderisasi anak-anak binaan sebagai pengurus. Hasilnya kini terlihat, semua pengurus aktif berasal dari anak-anak Griya Baca.

Ditanya alasan terjun ke dunia sosial membantu anak-anak dalam mengenyam pendidikan, Tri mengaku semua karena panggilan hati. Meskipun dalam prosesnya tidak mudah. Tantangan terbesar justru dari orang tua anak-anak itu sendiri. Para orang tua kebanyakan tidak mendukung Baca konten lengkap lainnya di Tabloid Inspirasi Pendidikan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News