Kemah Literasi Tak Sekadar Membaca Buku

0
Anak-anak saat mengikuti kegiatan kemah literasi. (Foto: Vranola/IP)

Kab Malang, IP – Berkemah menjadi salah satu pilihan menyenangkan untuk mengisi libur semester. Namun berbeda dengan konsep berkemah kebanyakan, sebanyak 31 peserta dari TBM Lentera Talangsuko, Kabupaten Malang memadukan dengan kegiatan literasi.

Kegiatan yang bertajuk Kanaka 2023 ini berlangsung selama dua hari, mulai Senin (3/7/2023) hingga Selasa (4/7/2023). Dengan menggandeng Forum TBM Jawa Timur, turut menambah keseruan kemah literasi.

Ketua pelaksana Kanaka 23, Khotimatus Sa’adah mengungkapkan, kegiatan tersebut dirancang sebagai media untuk mengisi kegiatan libur semester sekaligus memfasilitasi anak-anak untuk memperoleh pengetahuan mengenai kegiatan berliterasi.

Kegiatan yang berbumbu literasi ini tidak mengajak serta-merta pesertanya membaca buku. Melainkan mengenalkan bacaan melalui kegiatan lain seperti mendongeng, bercerita, bereksperimen hingga jelajah.

“Biasanya kita terjebak di antara arti literasi yang fokusnya hanya membaca, padahal banyak sekali kegiatan berliterasi. Jadi kita kenalkan yang lebih seru,” ungkap Khotim.

Sebelum mengenalkan kemampuan menyimak dan bercerita, peserta kemah diajak untuk berpikir kritis lewat permainan tradisional dan peka terhadap lingkungan melalui jelajah literasi.

Baca juga:

Literasi Camp, Berkemah Peka Menulis

Forum Literasi dan Bedah Buku Ajak Perpustakaan Kembali Aktif

Taman Literasi Tidar, Diproyeksi Jadi Pusat Tingkatkan Minat Baca

Pun demikian, penampilan pendongeng, Ansori turut menjadi daya tarik tersendiri. Melalui perantara boneka tangan Acong, segala petuah yang disampaikan bisa mereka terima dengan baik.

“Selain menciptakan momen yang berkesan, kemah literasi membantu mengurangi frekuensi anak-anak untuk bermain gawai saat liburan,” ungkapnya.

Memang bisanya ketika libur panjang anak-anak lebih memilih bermain gawai daripada membaca. Namun kali ini berbeda, mereka tertarik mencoba kegiatan baru dengan berkemah. Antusias dari peserta serta respon positif dari orang tua inilah yang turut mendukung kelancaran dan ketertiban acara.

“Orang tua turut senang karena anak-anak bisa sambil belajar dan berinteraksi dengan temannya,” tegasnya.

Kegiatan yang diikuti peserta dari usia 6-12 tahun itu butuh persiapan hampir satu bulan lamanya, dengan memperhitungkan perizinan, tempat, dan cuaca. Tak terlepas dari hal tersebut, pemilihan materi turut memerlukan pertimbangan yang matang. Pasalnya rentang usia peserta menjadikan panitia kesulitan menentukan materi aman yang dapat dimengerti semua rentang usia. Baca konten selengkapnya di Tabloid Inspirasi Pendidikan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News