Huruf telah menjadi sistem penulisan yang sangat penting dan dipakai secara umum di dunia. Huruf merupakan manifestasi fisik dari bahasa lisan. Huruf alfabet tidak serta-merta muncul begitu saja, namun telah mengalami perkembangan selama berabad-abad.
Alfabet awalnya ditemukan oleh para arkeolog pada lukisan di gua yang berusia ribuan tahun. Dilansir dari detik, simbol alfabet beberapa telah ditemukan di Amerika Tengah (lebih dari 2500 tahun yang lalu), Cina (lebih dari 3000 tahun yang lalu dan Timur Tengah (lebih dari 5000 tahun yang lalu).
Salah satu bentuk alfabet paling awal adalah Hieroglif. Hieroglif merupakan simbol tunggal yang mewakili seluruh kata. Simbol yang digunakan mewakili kata, kebutuhan, dan kehidupan peradaban awal.
Pada zaman dahulu, hanya pendeta dan cendekiawan berpendidikan tinggi yang dapat menghafal simbol-simbol hieroglif. Seiring berjalannya waktu, komunikasi terus berkembang. Kombinasi dari serangkaian simbol yang lebih kecil mulai digunakan untuk mewakili semua kata untuk berkomunikasi sesama manusia.
Naskah Proto-Sinaitik disebut sejarawan sebagai sistem penulisan abjad pertama yang terdiri atas 22 simbol yang diadaptasi dari hieroglif Mesir.
Kumpulan huruf tersebut dikembangkan oleh orang-orang berbahasa Semit di Timur Tengah sekitar tahun 1700 SM. Lalu disempurnakan dan disebar luaskan oleh orang Fenisia. Disebutkan situs National Geographic, orang Fenisia tinggal di sepanjang pantai Mediterania atau yang sekarang disebut sebagai Libanon.
Pedagang Fenisia pada saat itu menginginkan sesuatu yang tidak terlalu sulit untuk dipelajari dan mudah untuk digunakan. Hal ini agar memudahkan untuk mengingat apa saja yang dibeli dan apa saja yang telah dikirim.
Bisa juga sebagai catatan banyaknya barang yang diperlukan atau jenis barang yang dibeli atau dijual. Namun, sistem penulisan Mesir tersebut tidak memenuhi kriteria ini dengan baik. Mereka menggunakan ratusan simbol kompleks untuk mewakili ide dan suara suku kata.
Baca Juga :
Pentingnya Menulis Bagi Siswa Oleh : AMZ. Supardono
Orang Fenisia menyadari sebagian besar kata hanya terdiri dari bunyi kecil sederhana. Mereka menemukan bahwa suara-suara tersebut dapat direpresentasikan hanya dalam 22 simbol dengan berbagai kombinasi.
Orang Fenisia menggunakan huruf hanya untuk konsonan. Dalam persebaran alfabet, orang Fenisia menyebarkan melalui jaringan perdagangan mereka yang luas membentang di seluruh wilayah Mediterania.
Wilayah persebaran tersebut antara lain wilayah Timur, Asia, Arab, Yunani dan Etruria serta sejauh barat hingga Spanyol. Kemudian Yunani mengadopsinya dan menambahkan vokal pada abad ke-8 SM. Sampai saat ini, banyak huruf-huruf yang berbeda telah digunakan di seluruh dunia sepanjang sejarah.
Alfabet baru yang muncul kebanyakan adalah modifikasi dari alfabet Bahasa lain. Contohnya huruf Alfabet Latin (“alfabet Romawi”) yang menjadi sistem penulisan alfabet yang paling banyak digunakan di dunia hingga saat ini. Alfabet ini juga menjadi sistem yang menjadi dasar alfabet Bahasa Inggris.
Hal tersebut menandakan bahwa huruf alfabet sangat penting bagi keberlangsungan peradaban manusia. Seiring berjalannya waktu, huruf akan terus-menerus digunakan sebagai simbol untuk berkomunikasi sesama manusia.