Pamong: Pandai Omong dan Ngemong, Oleh: Siti Mudmainah

0
Penulis : Indrarto dan Jose Rizal, Penerbit : Rebuplika Penerbit, Jakarta, Tahun terbit: 2021, Tebal: 474, ISBN : 978-623-279-101-5.

Sang Guru Pamong adalah suatu kontribusi yang sangat berhaga dalam memahami dunia pendidikan tinggi, terutama di kehidupan IPDN yang memiliki karakteristik unik. Selain itu Sang Guru Pamong juga memberikan wawasan mengenai peran dan tugas di IPDN, yang tidak hanya berfungsi sebagai pendidik tetapi juga sebagai pembimbing bagi para mahasiswa.

Baca Juga: 

 

Tunai Janji untuk Yang Sejati, Oleh: Amelia Putri Soewardi

Pertalian Perjuangan Teologis dan Nasionalis, Oleh: Moh. Mahrus Hasan

Pak Indrarto atau yang kerap disebut Pak In merupakan figur sentral pembentuk karakter murid sekolah pamong. Tanpa kata lelah, beliau nyaris selalu muncul dalam tiap detik kehidupan praja. Sampai heran hal apa yang membuat beliau kuat dan sabar mendidik puluhan ribu anak muda utusan dari seluruh daerah se-Indonesia. Ternyata jawabannya ada di buku Sang Guru Pamong.

Siti Mudmainah, Santriwati Ma’had Hasan Basuni Poncogati dan Mahasiswi Prodi BK Universitas Bondowoso.

Beliau adalah sosok yang ditakuti, disegani, sekaligus dihormati dilingkungan APDN Malang, STPDN, dan IPDN Jatinangor. Posisinya berfokus pada bidang pengasuhan, Pak In tidak pernah bosan untuk terus menanamkan rasa tanggung jawab, sprortivitas, kejujuran, dalam karakter setiap praja yang diasuhnya.

Pak In sangat konsisten dengan ucapannya, juga tidak pernah memanfaatkan posisi para alumni yang menjadi pejabat. Di depan seluruh mahasiswa beliau pernah bersumpah ”jika suatu hari nanti saudara-saudara sudah menjadi pejabat, ingat baik-baik saya bersumpah tidak akan pernah menghadap saudara! Saya tidak mau memanfaatkan saudara karena posisinya yang sudah menjadi pejabat. Kalau suatu saat kita bertemu, mungkin itu terkait tugas kita masing-masing atau acara reunian, karena saudara pernah jadi anak didik saya. Bukan karena hal lain-lain. Saudara catat itu!” di kemudian hari beliau diundang purnapraja, beliau bersedia menghadiri undangan sebagai ajang menjalin silaturahim, dengan tetap berprinsip tidak mau memanfaatkan jabatan dan posisi mereka untuk kepentingan pribadi atau kepentingan keluarganya Baca konten selengkapnya versi cetak di Tabloid Inspirasi Pendidikan Edisi 130

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News